[RESENSI FILM] It, Film Tentang Anak yang Jangan Sampai Ditonton Anak - Anak

Andira Putri | 8 September 2017 | 16:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Tahun 2017 menjadi lahan bagi film horror untuk berjaya. Setelah kehebohan Annabelle: Creation Agustus lalu, penonton kini dihantui oleh badut seram dalam film It. 

It merupakan film adaptasi novel karya penulis spesialis horor dan thriller, Stephen King tahun 1986. Ini adalah kali kedua It diadaptasi. Sebelumnya, kisah badut mengerikan sempat dijadikan miniseri tahun 1990.

It bercerita tentang kehidupan masyarakat kota kecil Derry. Kota ini terbilang misterius karena jumlah orang hilang terutama anak-anak melebihi daerah lain. Kasus teranyar menimpa seorang bocah bernama Georgie (Jackson Robert Scott).

Georgie hilang ketika mengambil perahu kertas di dekat gorong-gorong. Kasus Georgie membuat sang kakak Bill (Jaeden Lieberher) sedih sekaligus penasaran. Bill merasa ada yang aneh dari hilangnya Georgie dan berniat menyelidiki. 

Dalam penyelidikan, Bill mendapat bantuan dari teman-temannya Richie (Finn Wolfhard), Stan (Wyatt Oleff), dan Eddie (Jack Dylan Grazer). Anak-anak ini menyebut diri mereka sebagai The Losers Club karena tidak dianggap dan sering diremehkan jagoan sekolah Henry (Nicholas Hamilton).

Semakin dalam menginvestigasi, semakin banyak teror aneh menimpa The Losers Club. Mereka kemudian tahu bahwa teror serupa terjadi kepada anak-anak lain, yaitu Ben (Jeremy Ray Taylor), Beverly (Sophia Lillis), dan Mike (Chosen Jacobs). Serangkaian teror ternyata mengarah kepada sosok badut mengerikan yang mereka panggil It (Bill Skarsgard).

Meski tokoh utamanya anak-anak, It bukanlah film untuk kalangan tersebut. Penulis skenario Chase Palmer, Cary Fukunaga, dan Gary Dauberman justru mengangkat nuansa kelam kehidupan mereka. Anak-anak dalam film It tumbuh di lingkungan yang kurang menyenangkan.

Sosok orang tua tidak bisa diandalkan anak-anak. Ada orang tua yang abai, egois, hingga kasar. Belum lagi tekanan dari teman-teman sekitar. The Losers Club kerap di-bully secara kejam oleh Henry. Lingkungan keras membuat mereka memiliki beragam ketakutan. Alur cerita drama It tergolong kuat walaupun sempat terasa terlalu panjang di beberapa bagian. 

Ketakutan anak-anak menjadi latar belakang teror It. Sutradara Andy Muschietti mampu menghadirkan sosok badut secara mendadak dengan tingkah tak terduga. Adegan-adegan tegang sukses membuat penonton menjerit. Meskipun begitu, efek visual agak mengurangi keseraman sosok It. Badut ini sebenarnya terlihat lebih mengerikan bila berdandan sederhana sehingga tampak nyata. 

Sebagai It, Bill Skarsgard tampil meyakinkan. Namun, sinarnya kalah berkilau dari para pemeran anak-anak. Jaeden Lieberher dan teman-teman berakting secara natural. Mereka tahu kapan harus menghadirkan keceriaan dan interaksi lucu khas anak-anak. Di sisi lain, mereka bisa menggambarkan ketakutan dan kehilangan. Karakter setiap anak pun langsung lekat di hati penonton. 

 

(dira / wida)

Penulis : Andira Putri
Editor: Andira Putri
Berita Terkait