Warung Mak Beng di Sanur Peringkat 3 Restoran Legendaris di Dunia
TABLOIDBINTANG.COM - Bagi yang hobi wisata kuliner saat liburan di Bali, tentunya pernah mendengar nama warung Mak Beng Sanur Bali. Rumah makan dengan mebu andalan sup kepala ikan dan ikan goreng yang berdiri sejak tahun 1941 itu kini dinobatkan sebagai peringkat ke-3 restoran legendaris di dunia versi TasteAtlas.
Posisi restoran legendaris di dunia pertama versi TasteAtlas adalah Figmuller di Vienna, Italia. Untuk posisi kedua diduduki oleh Katz’s Delicatessen yang berlokasi di New York, Amerika Serikat.
TasteAtlas adalah sebuah platform panduan online perjalanan pengalaman untuk makanan tradisional dengan resep otentik, diulas oleh para kritikus makanan, dan berisikan artikel menarik mengenai hidangan populer.
Rumah makan yang berada pada lokasi strategis tempat wisata Sanur itu berhasil mengalahkan restoran lain dari 147 negara.
"150 restoran paling legendaris: Cita Rasa bukan gimmick, selama beberapa dekade. Ini merupakan 150 hidangan yang harus Anda coba selama hidup," tulis akun resmi TasteAtlas @tasteatlas di Instagram resmi belum lama ini.
Eksis hingga hari ini, Warung Mak Beng ada di Jl. Hang Tuah No. 45, Sanur, Denpasar. Menjadi warung incaran turis lokal hingga mancanegara.
Warung yang didirikan oleh Ni Ketut Tjuki alias Mak Beng itu berkomitmen untuk menyediakan hidangan laut yang segar setiap harinya. Selain sup kepala ikan, menu lainnya yangbjuga dicari para pemburu kuliner adalah, sambak.
Di rumah makan Mak Beng, ikan yang digunakan merupakan ikan hasil tangkapan nelayan, sehingga pilihannya juga tergantung ketersediaan, mulai dari ikan tongkol, kakap, tenggiri, atau ikan lainnya.
Menu paket itu terdiri dari nasi, ikan laut goreng lengkap dengan sambal terasi, dan semangkuk sup kepala ikan laut. Satu paket ikan itu dihargai Rp55.000. Sementara menu minuman mulai Rp6.000.
Harga yang terjangkau untuk ikan laut goreng renyah berpadu gurihnya kuah sup ikan dengan sambal yang khas.
Hampir tiap hari warung Mak Beng tidak pernah sepi pengunjung. Terutama pada musim liburan sekolah, Natal, Tahun Baru, dan hari libur. Pengunjung bahkan rela antri sampai 30 menit untuk dapat mencicipi hidangan laut satu ini.
Tempatnya yang tidak terlalu luas, tanpa AC, dan hanya kipas angin berputar dilangit–langit. Namun tidak mengurungkan niat pembeli beramai-ramai datang ke warung sederhana ini.
Hidangan yang sudah dipesan akan disajikan dalam hitungan kurang dari 10 menit. Setiap hari restoran ini kabarnya bisa menghabiskan puluhan kilo ikan jangki untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya.