Pengobatan Mata Berteknologi Canggih, Eyecentric Clinic Ada di RSPJ
TABLOIDBINTANG.COM - Pertama di Indonesia, perawatan mata yang komprehensif atau menyeluruh, Eyecentric Clinic hadir di RS Premier Jatinegara (RSPJ) Jakarta Timur resmi dibuka pada Kamis, 6 Juli 2023.
Eyecentric Clinik merupakan merek dagang milik Ramsay Sime Darby Health Care (RSDH) yang memungkinkan pasien untuk mencapai dan mempertahankan penglihatan yang tepat. Dengan menggunakan teknologi mutakhir, fasilitas tercanggih, konsultan yang berpengalaman dari berbagai spesialisasi, dan dengan pengalaman RSDH yang berfokus pada keselamatan pasien.
Pelayanan yang ditawarkan Eyecentric dari RSPJ ini meliputi operasi katarak, gangguan retina, glaukoma, tumor mata, dry eye clinic, dan lensa kontak klinik.
Chief Executive Officer dari RS Premier Jatinegara, dr. Susan Ananda MARS mengatakan, pelayanan Eyecentric menawarkan solusi diagnostik, perawatan, manajemen, dan rekontruksi untuk semua kondisi mata pasien.
"Kami memahami pentingnya memiliki visi yang jelas dan tajam. Rumah sakit yang memiliki akreditasi internasional dan nasinal selalu dievaluasi kualitas pelayanannya dari waktu ke waktu sehingga terukur dengan baik," ujar dr. Susan dalam jumpa pers di RSPJ, Jakarta Timur, belum lama ini.
Sementara untuk tim dokter yang diketuai oleh dr. Amir Shidik Sp. M (K) mengatakan tujuan dibukanya klinik ini dapat memberikan perawatan mata yang komprehensif agar pasien mendapatkan perawatan mata dengan penglihatan yang tepat.
"Pelayanan kami meliputi operasi katarak, gangguan retina, glaukoma, tumor mata, dry eye clinic, dan lensa kontak klinik. Jadi tidak perlu khawatir, pasien berada di tangan terbaik," terang dr. Amir.
Dari survei kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), tahun 2014-2016 diketahui bahwa angka kebutaan mencapai 3 persen dan katarak merupakan penyebab kebutaan tertinggi (81 persen).
Survei Kemenkes itu fokus pada sasaran populasi usia 50 tahun ke atas.
Perhimpunan Spesialis Mata Indonesia juga menyebutkan bahwa di Indonesia dengan populasi pada tahun 2017 terdapat 8 juta orang dengan gangguan penglihatan.
Rinciannya, sebanyak 1,6 juta orang buta ditambah dengan 6,4 juta orang dengan gangguan penglihatan sedang dan berat.
Dari jumlah tersebut sebanyak 81,2 persen gangguan penglihatan disebabkan oleh katarak.
Penyebab lainnya adalah refraksi atau glaukoma, atau kelainan mata yang berhubungan dengan diabetes.