Susu Soya Bisa Bikin Anak Laki-laki Jadi Feminin, Mitos atau Fakta?

Supriyanto | 30 September 2023 | 02:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Tiga dari 10 anak Indonesia tidak cocok susu sapi, dan dua dari tiga anak yang tidak cocok susu sapi disebabkan karena alergi. Kondisi tersebut berpotensi mengancam tumbuh kembang optimal anak karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup.

Adanya pembatasan konsumsi susu sapi akibat alergi berisiko mengalami kekurangan asupan nutrisi yang bisa memengaruhi tumbuh kembangnya.

Selain itu, dalam aspek perkembangan anak, gangguan alergi juga bisa berdampak pada fisik, sosial, dan kognitifnya, seperti gangguan daya ingat, kesulitan bicara, konsentrasi berkurang, hiperaktif dan lemas, yang bisa menyebabkan anak menjadi cenderung kurang percaya diri saat bersosialisasi. 

Hal ini menjadi perhatian serius, karena dalam jangka panjang bisa menghambat terwujudnya Generasi Emas Indonesia 2045.

"Protein susu sapi merupakan makanan penyebab alergi terbesar kedua setelah telur pada anak-anak di Asia. Kasein dan whey adalah protein dalam susu sapi yang menyebabkan reaksi alergi. Reaksi-reaksi ini dapat diperantarai Imunoglobulin E (IgE) atau non-IgE," ungkap Dokter Anak Konsultan Alergi Imunologi, Prof. Dr. dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A(K), M. Kes, dalam webinar bersama Danone, belum lama ini.

Reaksi alergi yang diperantarai IgE cenderung memiliki manifestasi klinis yang lebih berat, memakan waktu lebih lama untuk sembuh tetapi lebih mudah untuk mendiagnosisnya. Biasanya, anak-anak yang alergi terhadap susu sapi dapat mengalami berbagai keluhan.

"Manifestasi terbanyak di kulit berupa dermatitis atopik atau eksim sebesar 35 persen," imbuh Prof Budi.

Gejala lain di kulit berupa Urtikaria sebesar 18 persen. Sementara, keluhan di saluran pernapasan berupa asma (21 persen) dan Rinitis Alergi (20 persen). Pada gejala di saluran Cerna berupa diare (53 persen) dan kolik (27 persen). Beberapa kasus yang jarang terjadi bisa menimbulkan anafilaksis sebesar 11 persen.

Salah satu upaya pertama untuk mengatasi kondisi ini yakni memberikan nutrisi ASI.

"ASI adalah nutrisi terbaik karena mengandung protein dengan jumlah sangat sedikit sehingga dapat menginduksi toleransi, terjadi remisi, sehingga anak tidak alergi lagi terhadap protein susu sapi. Pilihan pertama mencegah alergi sapi adalah ASI," jelas Budi Setiabudiawan.

Webinar Bicara Gizi ‘Peran Isolat Protein Soya untuk si Kecil yang tidak Cocok Susu Sapi oleh Danone

Untuk mencegah terjadinya gangguan tumbuh kembang, Prof Budi memberikan alternatif susu formula yang mengandung hidrolisan ekstensif. Kedua, menggunakan susu formula asam amino, serta sebagai alternatif bisa formula soya. 

"Orangtua tidak perlu kuatir dalam memberikan formula soya kepada anaknya yang tidak cocok susu sapi. Kualitas protein pada formula soya setara dengan protein pada formula berbahan dasar susu sapi,” beber Prof Budi.

Profesorr Budi Setiabudiawan juga menjawab rasa penasaran masyarakat awam yang mempercayai soal mitos susu soya memicu anak laki-laki menjadi lebih feminin.

"Mitos mengenai anak laki-laki jadi feminin karena mengonsumsi soya juga sudah diteliti dan hal tersebut tidak terbukti. Orangtua tidak perlu kuatir lagi mengenai keamanan formula soya karena berdasarkan hasil penelitian, kekuatiran tersebut tidak terbukti," imbuhnya.

"Reaksi alergi susu soya pada anak yang alergi susu sapi juga sangat kecil, sekitar 2.5 persen. Jangan lupa berkonsultasi dengan dokter apabila curiga anak alergi susu sapi," tutup Budi Setiabudiawan.

Penulis : Supriyanto
Editor: Supriyanto
Berita Terkait