Cara Mengenali Lapar Benaran atau Lapar Palsu
TABLOIDBINTANG.COM - Merasa lapar atau memiliki nafsu makan yang dipicu oleh faktor emosional seperti stres, depresi, atau tekanan disebut sebagai "kelaparan emosional". Fenomena ini membuat seseorang makan meskipun tubuh sebenarnya tidak merasa lapar, dan sering kali mengakibatkan kehilangan kendali diri serta kebiasaan makan berlebihan. Perilaku makan yang berlebihan secara berulang karena kelaparan emosional dapat berujung pada obesitas, memicu stres, dan menjadi bagian dari siklus pencarian makanan yang tampaknya tak berujung.
Salah satu langkah untuk mengatasi kebiasaan makan yang tidak sehat adalah mengenali perbedaan antara rasa lapar yang sebenarnya dan rasa lapar yang timbul akibat emosi. Profesor Kim Beom-soo dari Departemen Psikiatri menyarankan sebuah metode sederhana, yaitu tes brokoli, sebagai cara untuk membedakan keduanya. Ketika merasa lapar, coba bayangkan brokoli dan pertimbangkan apakah keinginan untuk makan masih ada saat memikirkan brokoli tersebut. Jika Anda merasa benar-benar ingin makan brokoli, kemungkinan besar itu adalah rasa lapar yang sebenarnya.
Namun, jika Anda tidak tertarik untuk makan brokoli, kemungkinan besar itu adalah rasa lapar emosional atau palsu. Selain tes brokoli, ada beberapa tanda lain yang dapat membantu mengidentifikasi apakah rasa lapar bersifat fisik atau emosional.
Ciri-ciri lapar fisik:
1. Lapar dirasakan secara bertahap.
2. Ingin memuaskan rasa lapar dengan makan apa saja.
3. Setelah makan kenyang, merasa puas.
Ciri-ciri lapar emosional atau palsu:
1. Tiba-tiba merasakan lapar.
2. Hanya ingin makan makanan tertentu, seperti makanan pedas, manis, atau asin.
3. Sulit merasa puas.
4. Merasa bersalah dan hampa setelah makan.
Untuk mengatasi rasa lapar palsu atau kelaparan emosional, aktifitas fisik dapat menjadi solusi. Saat merasakan lapar palsu, berolahraga dapat menjadi langkah yang baik. Endorfin yang dihasilkan selama berolahraga membantu meningkatkan mood, dan hormon endorfin juga berperan dalam memberikan perasaan senang setelah melakukan aktivitas tertentu.
Untuk mencegah rasa lapar palsu atau kelaparan emosional yang dipicu oleh stres, langkah sehat dapat diambil dengan berolahraga, bersosialisasi, atau mengejar hobi. Jika kegiatan tersebut tidak efektif dalam mengatasi kelaparan emosional, konsultasikan dengan profesional kesehatan yang berkompeten.