Perempuan Lebih Berisiko Alami Gangguan Empedu, Ini Penjelasan Dokter

Ari Kurniawan | 22 Desember 2023 | 11:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Selama ini kita menganggap, momok bagi kesehatan adalah stroke, serangan jantung, dan sirosis hati (liver). Kita kerap lupa tentang fungsi penting cairan empedu dalam kantung empedu.

Jika empedu terganggu dan atau mengalami peradangan, nyawa bisa jadi taruhan. Cairan empedu berasal dari pemecahan sel darah merah dan lipid (lemak) lalu dimasukkan ke dalam organ hati (liver) melalui saluran empedu.

Cairan empedu itu tersimpan dalam kandung empedu. Jika tidak ada makanan yang masuk ke tubuh, cairan empedu disimpan di kandung empedu. Fungsinya, membantu penyerapan lemak makanan. Fungsi lain yang tidak kalah penting, menyerap vitamin yang larut ke dalam lemak, yakni vitamin A, D, E, dan K.

Penjelasan sederhananya begini. Empedu diproduksi tiap hari oleh tubuh dan harus dikeluarkan setiap hari pula. Ketika kita makan, empedu dikeluarkan untuk membantu mencerna makanan.

Ketika kita berpuasa, selama berjam-jam tidak ada makanan yang masuk ke tubuh. Maka, empedu tidak akan keluar dan cairan itu mengendap di dalam kandung empedu. Lama-lama, makin pekat dan mengkristal (supersaturasi). Kristal itu kemudian mengendap menjadi bongkahan yang disebut batu empedu. Itulah gangguan yang kerap dialami, peradangan dan batu yang memicu infeksi.

“Kalau batunya besar, maka akan mengganggu sistem pencernaan tubuh. Fungsinya pun juga terganggu. Untuk cairan empedu nyaris tidak ada gangguan kecuali jika ada gangguan liver akut yang menyebabkan sumbatan. Penyebab lain, adanya batu di dalam hati. Namanya, kolestasis intrahepatik. Itu bisa terjadi,” urai dr. Erik Rohmando Purba, Sp.PD dari RSU Bunda.

Pertanyaan awam yang kemudian muncul, apakah gangguan empedu punya gejala kasat mata? Jawabannya, tergantung apakah gangguan itu disertai peradangan atau tidak. Kalau hanya ada batu, gejala yang muncul berupa rasa nyeri di kuadran kanan bawah tubuh dan mual.

Kalau batunya menyumbat saluran empedu dan menyebabkan infeksi, gejala yang muncul berupa kulit menguning disertai mual dan muntah hebat. Selain itu, demam. Sementara nyeri makin menjadi.

Kalau sudah begini, Erik menyarankan pasien segera dilarikan ke rumah sakit. Kemungkinan besar, batunya telah menyumbat saluran empedu dan pasien memasuki fase kronis. Jika tidak ditolong dengan cepat, pasien akan mengalami fase sepsis bilier. 

“Sepsis artinya radang yang berat. Bilier artinya saluran empedu. Setiap infeksi membutuhkan cairan yang kuat. Maka pasien harus diinfus, diberi simptomatik (obat mual dan muntah-red.). Kalau ia muntah hebat, biasanya pasien disarankan berpuasa sembari diberi makanan intravena. Yakni, makanan dimasukan ke dalam tubuh melalui infus. Dan antibiotik,” Erik menukas.

Dia mengingatkan, “Perempuan lebih berisiko terkena batu empedu ketimbang laki-laki, dengan perbandingan 3:1. Mengapa perempuan lebih rentan? Karena faktor estogren yang membuat Anda lebih rentan dengan batu empedu. Saya harap para perempuan lebih waspada”.

Penulis : Ari Kurniawan
Editor: Ari Kurniawan
Berita Terkait