5 Cara Efektif Bagi Orang Tua untuk Mengatasi Tantrum pada Balita
TABLOIDBINTANG.COM - Bagi orang tua, menghadapi balita tantrum menjadi pengalaman yang sangat menantang. Tantrum adalah ledakan emosi yang terjadi karena kemarahan atau frustasi, kemudian menimbulkan berbagai perilaku mulai dari berteriak, membentak, menendang, memukul, memukul, dan menggigit.
Umumnya. penyebab tantrum pada anak balita adalah karena tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. “Kadang anak-anak begitu terbebani dengan kemandirian baru mereka sehingga mereka menjadi terlalu tertekan dan putus asa,” kata psikolog klinis Linda Rubinowitz, Ph.D. seperti dilansir parents.com.
Meskipun tantrum mungkin tidak bisa diprediksi kedatangannya, Anda bisa melakukan beberapa cara ini untuk mengatasi tantrum pada anak:
1. Hindari berteriak kepada anak
Ingatlah bahwa anak Anda akan mengikuti arahan Anda dalam menangani amarahnya. Jika Anda berteriak , mereka pada akhirnya akan menyamai volume suara Anda karena, jauh di lubuk hati, mereka ingin Anda sebagai orang tua membantu mereka untuk mencari jalan keluarnya.
2. Alihkan perhatian mereka
Jika anak Anda tantrum ketika sedang di supermarket karena Anda tidak mau membeli permen yang sangat manis, cobalah mengganti topik pembicaraan dan dengan antusias menawarkan makanan lain yang lebih sehat.
3. Biarkan anak Anda marah
Terkadang seorang anak hanya ingin melampiaskan amarahnya, tetapi hindari mereka dari barang-barang yang dapat melukai mereka dan tetap perhatikan didekatnya sambil mencoba menenangkan. Hal ini supaya membantu anak-anak belajar bagaimana melampiaskan emosi dengan cara yang tidak merusak.
4. Membantu menghilangkan rasa frustasi
Bantulah mereka melakukan sesuatu yang tidak bisa mereka selesaikan. Sehingga mereka dapat merasakan pencapaian yang mereka harapkan.
5. Gunakan perintah singkat
Amukan sering kali dapat diredakan dengan perintang singkat, dan langsung pada sasaran. Semakin spesifik, semakin baik, misalnya “Jangan lempar mainan itu.”
Pada dasarnya untuk mengatasi tantrum pada balita hanya membutuhkan kesabaran, pemahaman, dan kreativitas dari orang tua. Dengan menerapkan strategi ini secara konsisten, orang tua dapat membantu anak mereka mengatasi emosi dengan cara yang lebih positif, membangun hubungan yang sehat, dan membantu dalam perkembangan sosial dan emosional pada anak.