Ramadan Momen yang Tepat Mengajarkan Nilai Kebaikan pada Anak

Redaksi | 11 Maret 2024 | 02:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sebagai umat Islam, Ramadan tidak hanya dirasakan sebagai kewajiban ibadah, tetapi juga sebagai waktu untuk merefleksikan diri, meningkatkan ibadah, dan mendekatkan diri kepada Allah.

Ramadan juga momen yang tepat menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak. Seperti nilai-nilai berbagi, kemurahan hati, dan amal adalah bagian integral dari orang dewasa seperti halnya bagi anak-anak.

Bahkan, semakin cepat anak-anak diajarkan nilai-nilai ini, semakin baik mereka tumbuh menjadi individu yang penuh kasih.

Christine Kritzas, psikolog konseling di The Lighthouse Arabia, mengatakan semakin banyak penelitian yang membahas topik ini memperlihatkan bahwa manusia terhubung dengan belas kasih, dan masing-masing memiliki naluri kasih sayang. Kemampuan anak-anak untuk merawat orang lain sebagian besar berada di tangan orang dewasa.

"Jika anak-anak dibesarkan oleh orang tua yang baik hati, penyayang, dan pengasih, mereka akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk meniru perilaku serupa di rumah," kata Kritzas seperti dilansir dari laman Gulf News.

Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan orang tua untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan.

1. Melawan pesan media sosial yang negatif.

Ada banyak pengaruh pada pikiran anak di tahun-tahun pembentukannya yang berasal dari lingkungan sekitar: kelompok sebaya, komunitas, keluarga dan masyarakat pada umumnya. Sedangkan pengaruh yang paling kritis berasal dari paparan sosial media. Karena "pesan egoisme dan narsisme" yang semakin lazim yang dikomunikasikan budaya populer kepada anak-anak, mereka tidak mungkin belajar belas kasih secara mandiri. Orang tua harus waspada terhadap pesan yang disebarkan melalui media sosial.

“Ini berarti bahwa orang dewasa harus melakukan upaya bersama untuk menanamkan nilai penting ini dalam kehidupan anak-anak,” ujar Kritzas.

Sementara media sosial bertujuan untuk menghubungkan kita dengan orang lain, salah satu kelemahannya adalah bahwa media sosial juga dapat meningkatkan egoisme pada kaum muda ketika mereka berusaha untuk menciptakan identitas online mereka dan membuat kehadiran mereka diketahui.

2. Empati sejak kecil

Empati - kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain - sebagai nilai adalah inti dari kemampuan anak untuk menjadi baik dan penuh kasih, kata Kritzas. “Rasa empati anak muncul di awal kehidupan, dan itu bisa dilihat ketika mereka mencoba menghibur satu sama lain di taman bermain. Itu terkait erat dengan kasih sayang, dan terbukti berkembang pada anak-anak sekitar usia 2-3 tahun, dan jatuh tempo pada usia 4-5 tahun, ”jelas Kritzas.

"Seperti nilai apa pun, semakin dini diajarkan kepada anak-anak, semakin besar kemungkinan itu akan menjadi bagian dari sistem standar mereka saat tumbuh dewasa,".

3. Seni memberi

Selama Ramadan, diperintahkan untuk mencari pahala, orang tua harus menggunakan kesempatan untuk mengajar empati dan perhatian anak-anak di sekitar mereka, kata Kritzas.

Tetapi, mempraktikkan kedermawanan dan belas kasih harus menjadi cara hidup daripada sesuatu yang dilakukan anak-anak setiap tahun. Buat ritual waktu sholat setiap hari: Orang tua juga dapat mengikuti ritual waktu sholat sebelum makan malam dan mendorong anak-anak mereka untuk melakukan tindakan syukur dan penghargaan atas makanan mereka sebelum memakannya.

Melengkapi anak-anak dengan keterampilan sosial yang mencakup empati tidak hanya membantu mereka mengembangkan belas kasih, tetapi juga membantu mereka mengembangkan hubungan interpersonal yang positif, kesadaran diri dan pengaturan diri yang baik, kualitas yang sangat diperlukan untuk menjadi orang dewasa yang sehat.

Penulis : Redaksi
Editor: Supriyanto
Berita Terkait