Contoh Perkataan yang Biasa Diucapkan Orang Tua Narsistik pada Anaknya
TABLOIDBINTANG.COM - Isu tentang betapa berbahayanya orang tua narsistik semakin menjadi kesadaran umum. Semakin banyak orang yang mulai berani bersikap dan membangun pertahanan diri dari pengaruh orang tuanya yang terdeteksi narsistik.
Secara sederhana, kurang lebih orang tua narsistik adalah orang tua yang lalai dan tidak pernah ada saat dibutuhkan, namun selalu merasa paling benar dan tidak mau dipersalahkan oleh anak-anaknya. Orang tua narsistik juga merasa memiliki hak atas apa pun, cenderung sombong dan minim empati dan hampir pasti tidak akan menyadari kesalahannya.
Orang tua semacam ini akan meninggalkan trauma atau luka batin pada anak-anaknya yang bisa terbawa hingga dewasa. Lebih dari itu, akan terbentuk kepribadian tertentu yang cenderung tidak positif sebagai akibat dari pola asuh orang tua narsistik. Antara lain menjadi pribadi yang rendah diri, tidak enakan, selalu menyalahkan dirinya sendiri, dan lain-lain.
Dari sini dapat disimpulkan, semakin cepat seorang anak menyadari jika orang tuanya narsistik, maka semakin cepat dampak psikologis yang lebih buruk dapat dicegah.
Mereka yang masih berusia anak-anak atau remaja bisa meminta bantuan orang dewasa lainnya dalam keluarga untuk menjadi sistem pendukung. Sedangkan mereka yang menyadarinya saat sudah telanjur dewasa dapat segera membangun dan menetapkan batasan agar tidak semakin terluka. Meminta bantuan ahli juga bisa dilakukan jika permasalahan psikologis yang dihadapi sudah terlalu membebani.
Memudahkan kita semua mengenali orang tua narsistik, antara lain bisa dengan cara mengetahui perkataan-perkataan apa saja yang biasa mereka ucapkan kepada anaknya. Melansir Charlie Health, berikut ini contoh-contoh kalimat yang sering terlontar dari mulut para orang tua narsistik.
1. Gashlighting dan invalidasi
- "Kamu itu cuma terlalu sensitif."
- "Enggak gitu ah, cuma perasaan kamu saja kayaknya."
- "Kamu tuh suka lebay. Semua tergantung pikiran kamu sendiri."
2. Pujian yang menyakitkan
- "Pekerjaan kamu bagus, tapi kalau Mama yang kerjakan bisa lebih bagus ini sih."
- "Kamu cantik! Bilang terima kasih, dong ke Mama."
- "Bagus sekali kamu dapat promosi di kantor. Tapi jangan lupakan Mama yang sudah bantu kamu sejauh ini, ya."
3. Memanipulasi secara emosi hingga menimbulkan rasa bersalah
- "Setelah apa yang Mama lakukan selama ini, seperti ini cara kamu membalas Mama?"
- "Kamu tuh selalu bikin Mama kecewa. Kenapa juga Mama masih terus peduli."
- "Kalau kamu sayang sama Mama, kamu pasti nurut sama Mama."
4. Membandingkan yang merusak
- "Kenapa sih kamu itu enggak bisa kayak kakak kamu?!"
- "Kamu pikir kamu spesial? Banyaaak yang jauh lebih hebat dari kamu."
- "Kamu dapat nilai A? Tapi katanya yang lain dapat A+ ya?"