Save the Children bersama Nutrition International Bantu Pemerintah Turunkan Stunting

Supriyanto | 26 Juni 2024 | 02:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Yayasan Save the Children Indonesia bersama Nutrition International membantu usaha pemerintah menurunkan angka stunting khususnya di Provinsi Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Program Better Investment for Stunting Alleviation (BISA).

Aduma Situmorang, Plt Direktur Kesehatan dan Gizi Save the Children Indonesia mengatakan kerjasama dengan Nutrition International adalah bentuk gotong royong dalam meningkatkan kesadaran serta praktik gizi seimbang yang berpengaruh terhadap angka stunting di kedua provinsi tersebut.

"Upaya kami selama lima tahun terakhir telah menunjukkan hasil yang positif. Langkah ini juga menjadi komitmen kami untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan dalam upaya penurunan stunting di Indonesia," kata Aduma Situmorang dalam konferensi pers usai serah terima Program BISA melalui dokumentasi pembelajaran kepada tujuh kementerian/lembaga di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (25/6).

Mengapa hanya fokus pada Jawa Barat dan NTT? Alasannya karena dua daerah tersebut memiliki angka stunting tinggi yang diikuti dengan lambatnya penurunan angka tersebut dari tahun ke tahun.

Oleh karena itu intervensi yang dilakukan oleh kedua yayasan tidak hanya meliputi lingkup rumah tangga dan komunitas, namun juga lingkup sistem layanan kesehatan dan pemerintahan.

Dengan keterlibatan program BISA, lanjutnya, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Kementerian Agama (Kemenag) mengeluarkan surat edaran bersama yang menginstruksikan penerapan ketat suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) mingguan.

Selain itu Gubernur Jawa Barat (Jabar) secara khusus mengeluarkan surat edaran terkait pencegahan anemia melalui Program TTD mingguan untuk remaja putri sehingga berdampak pada peningkatan 30 persen jumlah sekolah yang menerapkan program tersebut di Jawa Barat.

Direktur Nutrition International Indonesia, Herrio Hattu di trmpat yang sama menambahkan, Program BISA juga memberikan pelatihan terkait manajemen rantai pasok yang berdampak pada peningkatan kapasitas staf farmasi di puskesmas untuk memperkirakan stok dan menghindari situasi kehabisan stok komoditas gizi, seperti TTD, kapsul vitamin A, zink, dan oralit.

"Program BISA menjadi salah satu model yang berhasil, yang menitikberatkan pada pendekatan lintas sektor untuk mempercepat pengentasan stunting,” terang Herrio Hattu.

Herrio berharap Program BISA dapat terus dilanjutkan oleh pemerintah daerah (pemda) lain guna mencegah terjadinya kasus stunting baru di Indonesia.

Penulis : Supriyanto
Editor: Supriyanto
Berita Terkait