Dear Pelakor, Ini 7 Cara Berhenti dari Kebiasaan Merebut Suami Orang

Alam Mary | 7 Juli 2024 | 23:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Satu kali seorang wanita kedapatan menjalin hubungan cinta dengan pria beristri, orang lain masih bisa menganggapnya sebagai perbuatan khilaf atau tidak disengaja. Namun kenyataannya, tidak sedikit wanita yang justru sampai berkali-kali jatuh ke dalam hubungan terlarang ini. Gagal dengan suami orang yang satu, eh malah memulai lagi dengan suami orang lainnya. Perbuatan salah, kok jadi kebiasaan?

Mungkin, di dalam hatinya, wanita yang biasa disebut pelakor ini ada keinginan untuk berhenti dari kebiasaan merebut suami orang. Mungkin, mereka sesungguhnya juga berharap bisa mendapatkan pasangan dengan cara yang normal seperti wanita umumnya. Hanya saja mereka tidak tahu harus memulai perubahan ke arah yang lebih baik tersebut dari mana.

Melansir Marriage, terdapat 7 langkah atau cara yang dapat dilakukan para wanita pelakor agar dapat berhenti dari kebiasaannya merebut suami orang. Berikut ini daftarnya sesuai urutan prioritas.

1. Menentukan dengan tepat apa yang layak Anda dapatkan

Ini hal paling mendasar yang akan membawa kepada perubahan besar. Maka yakini bahwa Anda tidak layak mendapatkan kehinaan sebagai pelakor, pantas mendapatkan pasangan yang lebih baik serta kehidupan percintaan yang lebih sehat, mampu berdiri di kaki sendiri dengan cara terhormat, dan lain-lain. Saat kepercayaan diri sudah tinggi, Anda akan mudah melakukan langkah-langkah strategis berikutnya dengan lebih tenang dan objektif.  

2. Bicarakan dengan dia, tapi jangan bertengkar 

Melepaskan diri dari hubungan dengan suami orang kadang lebih sulit dibanding melepaskan diri dari hubungan dengan pria lajang. Selain memiliki pesonanya sendiri, pria yang sudah beristri juga cenderung lebih mendominasi dan pandai memanipulasi.

Pasangan selingkuhannya akan dibuat merasa dicintai hingga setia setengah mati walau hanya sebagai wanita kedua. Maka harus ada sesi obrolan serius antara Anda dan dia. Tanyakan secara terbuka tentang alasannya mau menjalin hubungan dengan wanita lain yang bukan istrinya dan tentang tujuan ke depannya terkait hubungannya dengan Anda. Jangan marah apapun jawaban yang diberikan.

3. Anda harus mulai menjaga jarak dengannya 

Si dia bisa jadi memberi jawaban apa saja. Namun satu hal yang pasti, jawaban apa pun yang dia berikan, jika pikiran Anda jernih, semua tidak akan terdengar benar. Memang kebenaran apa yang bisa diharapkan dari seseorang yang sudah mengkhianati pernikahannya? Jadikan ini momentum untuk pergi meninggalkannya. Ambil jarak dan pastikan tidak ada rencana bertemu lagi. 

4. Tahu kapan harus meminta bantuan profesional

Mungkin Anda akan mengalami masa-masa tidak stabil secara emosi setelah memutuskan pergi. Godaan pasti akan datang, terutama dari dia yang bisa jadi tidak rela kehilangan Anda sebagai seorang wanita simpanan. Bujuk rayu dari pria beristri lainnya juga sangat mungkin menghampiri secara bertubi-tubi. Jika Anda merasa tidak mampu dan takut terjerumus lagi, jangan ragu meminta bantuan profesional untuk menguatkan mental atas keputusan yang telah dibuat.

5. Mempraktikkan perawatan diri 

Praktik perawatan diri artinya fokus pada hal-hal yang membuat Anda bahagia. Jadilah cantik untuk diri Anda sendiri. Lakukan juga kesibukan yang Anda sukai dan menyenangkan. Terus produktif dan berkarya juga akan membantu Anda lebih mandiri, berdikari, dan merasa berarti. Hal ini juga akan mengalihkan pikiran Anda dari bayang-bayang pesona pria beristri. 

6. Evaluasi dampak dari hubungan terlarang terhadap masa depan Anda 

Mempertahankan pikiran jernih membutuhkan usaha. Salah satunya adalah dengan mengumpulkan alasan-alasan logis tentang mengapa Anda harus berhenti dari kebiasaan menjalin hubungan dengan pria beristri. Apa saja dampak buruk atau risiko terparah untuk masa depan Anda pribadi. Tanamkan ini dalam pikiran Anda agar terhindar dari godaan kembali ke kebiasaan lama. 

7. Cari dukungan dari sahabat terdekat atau grup pendukung

Salah satu faktor yang memengaruhi perilaku baik adalah lingkungan yang juga baik serta mendukung Anda agar tetap baik. Carilah teman-teman atau sahabat yang mendukung perubahan Anda menjadi lebih baik tanpa sikap menghakimi.

Jika tidak ada, Anda bisa mencari atau mengikuti komunitas grup pendukung yang saling mengingatkan dan melindungi. Dukungan-dukungan semacam ini diharapkan bisa menjadi benteng pertahanan agar kelak tidak lagi terperosok ke lubang yang sama.

Penulis : Alam Mary
Editor: Supriyanto
Berita Terkait