9 Alasan Paling Valid untuk Batalkan Rencana Pernikahan
TABLOIDBINTANG.COM - Kebanyakan orang masih menganggap tabu atau bahkan aib ketika ada suatu pernikahan yang dibatalkan hanya beberapa waktu menjelang hari H. Calon pengantin bersangkutan bisa jadi bahan gosip dengan banyak dugaan yang cenderung tendensius. Padahal sejatinya, batalnya suatu pernikahan, terlebih jika diputuskan calon pengantin itu sendiri, wajar saja terjadi. Tidak ada satu pihak mana pun berhak melarang.
Akan tetapi, memang harus diperhatikan penyebabnya hingga keputusan batal menikah diambil. Jika alasannya valid, seseorang yang mengambil keputusan membatalkan pernikahan tidak perlu merasa malu atau bersalah, apalagi hingga dipermalukan dan dipersalahkan. Tetap tegakkan wajah dan lanjutkan saja hidup dengan sebaik mungkin.
Melansir All Womens Talk, terdapat 9 alasan valid atau yang paling bisa diterima saat melakukan pembatalan rencana pernikahan. Bila salah satu atau lebih dari kesembilan alasan ini muncul menjelang hari H pernikahan, Anda tahu harus melakukan apa.
1. Ketidakpastian yang mendalam
Alasan utama untuk membatalkan pernikahan yaitu ketika Anda merasakan ketidakpastian yang mendalam. Ragu-ragu, tidak yakin, bimbang, atau tidak cukup percaya jika pasangan Anda benar akan berkomitmen atau karena mengalami pertengkaran yang justru semakin hebat mendekati hari pernikahan. Namun tentu saja, keraguan yang dirasakan harus lebih dulu dibicarakan dengan pasangan, pihak yang Anda percaya, atau bantuan profesional bila diperlukan. Pastikan jika keraguan Anda beralasan dan memang terlalu kuat untuk diabaikan.
2. Firasat
Firasat tidak bisa diniatkan. Firasat akan muncul begitu saja dan hanya orang yang mengalami yang merasakan. Dan sekali muncul, firasat hampir tidak pernah meleset. Salah satu tandanya, muncul rasa khawatir atau cemas yang amat kuat dan tidak tertahankan. Jika mengalaminya, tanyakan diri Anda, sejujur-jujurnya, tentang situasi dan kondisi hubungan yang sedang dijalani. Nanti akan terungkap atau terjawab dengan sendirinya mengapa kekhawatiran tersebut muncul.
3. Tekanan
Rencana pernikahan mungkin membuat Anda merasa kewalahan, panik dan semacamnya. Tapi seribet apapun, rencana pernikahan idealnya tetap membuat seseorang antusias dan merasa bahagia. Jika yang terjadi justru perasaan tertekan dan tersiksa, patut dipertimbangkan lagi rencana pernikahan yang sudah disusun.
4. Masalah yang belum terselesaikan
Sedikit lagi menuju hari pernikahan, ternyata masih ada masalah-masalah yang belum terselesaikan. Mungkin harapannya masalah akan terselesaikan lewat pernikahan. Padahal nyatanya tidak. Masalah yang tidak terselesaikan justru akan menjadi beban atau bahkan bom waktu dalam pernikahan. Masalah yang belum terselesaikannya apa, Anda dan pasangan tentu mengetahuinya dengan pasti.
5. Perselingkuhan
Rencana pernikahan tidak main-main. Jika belum mencapai pernikahan saja hubungan sudah diwarnai dengan perselingkuhan, masihkah harus dilanjutkan? Ingat, pengkhianatan tidak pernah ada dalam kamus hubungan yang sehat.
6. Tergesa-gesa
Keinginan Anda dan pasangan tidak sejalan soal waktu pelaksanaan pernikahan. Pasangan ingin secepatnya, namun Anda menginginkan sebaliknya. Dalam situasi seperti ini, Anda jadi tertekan dan merasa seperti sedang diburu-buru. Jika tidak ada titik temunya, maka pembatalan rencana pernikahan akan menjadi solusi terbaik untuk kedua belah pihak. Jangan membuang-buang waktu percuma.
7. Terlalu banyak perbedaan
Sudah berkencan cukup lama, sudah saling kenal keluarga besar, bahkan mungkin sudah bertunangan, namun perbedaan yang terlalu jauh antara Anda dan pasangan tetap tidak bisa ditepikan. Rasa tidak nyaman tetap ada karena perbedaan yang terlalu jauh tersebut. Bukan berarti pasangan Anda buruk. Namun tidak dipungkiri, perbedaan yang terlalu jauh hampir pasti akan menjadi sumber masalah ke depannya.
8. Dia meminta Anda berubah
Mendekati hari pernikahan, pasangan meminta ini dan itu dari Anda yang bahkan tidak pernah dibicarakan sebelumnya. Misalnya, pasangan tiba-tiba bilang jika setelah menikah Anda harus ikut tinggal di kota B, Anda harus berhenti kerja setelah menikah, atau harus berpakaian dengan gaya tertentu nantinya, dan lain-lain. Atau bisa juga permintaan yang spesifik menyuruh Anda berubah. Jika Anda merasa tidak nyaman dan sangat terganggu dengan permintaan sepihak yang ditambah-tambahkan menjelang pernikahan, memutuskan batal menikah bisa menjadi pilihan.
9. Tidak cukup mengenal
Ada kalanya saat fase berkencan atau berpacaran, pasangan tidak melakukan langkah-langkah yang efektif untuk lebih mengenal karakter satu sama lain. Yang dilakukan hanya bersenang-senangnya saja, romantisnya saja, atau melakukan rutinitas yang lebih terkesan basa basi semata.
Rencana pernikahan yang dilakukan mungkin sekadar terbawa suasana atau karena didorong-dorong banyak pihak di luar. Kemudian Anda tiba-tiba tersadar, tidak banyak hal yang Anda ketahui tentang pasangan. Coba ambil waktu untuk memikirkan hal-hal apa saja yang belum Anda ketahui tentang pasangan.
Jika hal yang tidak Anda ketahui tentang pasangan termasuk hal yang serius, misalnya, pasangan ternyata pernah menikah, orang tua pasangan ternyata belum memberi restu, atau hal krusial lainnya seperti sifat pemarah, pelaku kekerasan, kebiasaan judi online, dan lain-lain, haruskah rencana pernikahan dilanjutkan?