Mau Operasi Plastik? Perhatikan 3 Hal Ini Agar Minim Resiko
TABLOIDBINTANG.COM - Operasi plastik kembali marak dibicarakan. Tidak hanya seleb, saat ini bahkan makin banyak orang awam melakukan operasi plastik di Korea Selatan, demi menyempurnakan bentuk wajah atau bagian tubuh.
Baru-baru ini adalah Mahalini dan Rizky Febian, Sarwendah, serta Angel Karamoy yang mentransformasi wajahnya melalui prosedur bedah plastik. Sah-saha saja, kalau kamu juga ingin ikutan operasi plastik.
Tapi berhati-hati juga, ya. Perlu dipertimbangkan bagaimana dan dimana operasi plastik yang tepat dan aman? Karena, kalau ditangani oleh orang dan tempat yang salah, bisa berakibat fatal seumur hidup lho.
Dokter bedah plastik Korea sekaligus pendiri VIP Plastic Surgery Korea, Dr. Myung Ju Lee memaparkan 3 poin yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan bedah plastik.
1. Tidak bisa ditangani oleh dokter kecantikan
Lee menegaskan, meski judulnya prosedur kecantikan, operasi ini hanya bisa dilakukan oleh dokter spesialis bedah plastik. Tidak bisa dilakukan dokter kecantikan. “Anda harus meriset dokter yang tepat dan bersertifikasi spesialis bedah plastik. Ini tidak bisa dilakukan dokter kecantikan biasa di sembarang klinik kecantikan yang Anda temukan,” terang Lee yang pernah menangani beberapa seleb Korea.
Selain sangat berisiko, bukan kompetensi dokter kecantikan menjalankan prosedur bedah plastik. Dokter kecantikan umumnya mengikuti pelatihan atau kursus estetika singkat untuk meningkatkan keindahan penampilan seseorang tanpa melibatkan pembedahan.
Sementara dokter spesialis bedah menempuh jenjang pendidikan lebih lama. Cakupan materi yang dikuasai pun lebih lebih luas, dari estetika sampai rekonstruksi tubuh. Termasuk menguasai teknik membentuk bagian tubuh yang kurang sempurna menjadi sempurna atau yang sudah sempurna menjadi super sempurna.
“Operasi plastik hanya akan aman bila ditangani ahlinya. Enggak bisa asal-asalan. Pada setiap tindakan, selalu ada prosedur before and after. Jangan mudah percaya juga dengan dokter yang mengaku lulusan luar negeri lalu berpraktik di sini, Anda tetap harus meriset,” Tompi menambahkan.
Riset ini berguna hingga pascaoperasi. Pernah mendengar, operasi plastik bisa bikin kecanduan?
“Sebenarnya yang bikin candu bukan operasi plastiknya, melainkan jiwa pasiennya. Merasa kurang puas di bagian yang ini dan itu. Padahal sebenarnya sudah cukup. Dibutuhkan dokter yang tepat dan berani menghentikan keinginan pasien yang berlebihan itu.”
2. Mengetahui dan Mempertimbangkan bahan atau materi yang digunakan
Pastikan kamu mengetahui bahan atau materi yang digunakan untuk operasi plastik serta bersikap kritis. Seperti pada implan payudara, misalnya, harus mempertimbangkan jenis silikon yang dipakai.
Sebab tidak semua jenis silikon cocok dan bisa diterima tubuh kita. Saat tidak cocok, bisa terjadi komplikasi dan berakibat buruk. Untuk menyempurnakan area tertentu pada wajah atau tubuh menurut Lee amannya menggunakan jaringan tubuh kita sendiri. Peluang kecocokannya lebih besar dan risikonya lebih kecil.
3. Minim bekas luka
Operasi plastik yang baik umumnya tidak meninggalkan bekas luka yang nyata dan banyak. Dengan teknik tepat, bekas goresan pisau bedah bisa diminimalkan.
“Luka pascaoperasi plastik bisa sangat mengerikan bila operasinya tidak dilakukan dengan benar. Bisa juga mengakibatkan infeksi parah sampai jaringan mati, berakhir dengan hasil operasi tidak natural,” terang Lee.
Karena itu sebelum operasi pasien perlu bersabar dan berkonsultasi berulang-ulang, termasuk menempuh perancangan dan pengukuran yang tepat pada bagian yang akan dioperasi, sehingga minim luka. Yang perlu digarisbawahi, masa pemulihan setiap orang berbeda-beda. Ada yang cepat pulih dan ada yang membutuhkan waktu lama.
Anda bisa mencari testimoni atau rekomendasi dari rekan atau teman tepercaya untuk mendapatkan tindakan operasi yang minim bekas luka. Selain itu telusuri foto before-after pasien-pasien dari dokter pilihan pada sesi konsultasi. Selain minim bekas luka, hasil operasi yang baik terlihat natural.