Sedot Lemak Bisa Sebabkan Kematian, Begini Penjelasan Ahli
TABLOIDBINTANG.COM - Sedot lemak termasuk ke dalam jenis operasi elektif atau non-emergency. Artinya, pasien dalam keadaan relatif sehat saat akan dioperasi. Kendati demikian, sama seperti prosedur operasi pada umumnya, sedot lemak dapat memiliki sejumlah risiko yang terkadang berakibat fatal, termasuk kematian.
Sedot lemak itu sendiri merupakan prosedur pembedahan yang melibatkan penggunaan teknik penyedotan untuk menghilangkan lemak dan membentuk area tertentu di tubuh. Seperti pinggul, perut, pinggang, paha, lengan, bokong, leher, pipi, dan lainnya.
Satu hal yang perlu diingat, bahwa prosedur ini bukanlah pengobatan untuk obesitas dan seharusnya tidak dapat dilakukan secara sembarangan sebagai pengganti olahraga dan diet yang tepat.
Seorang pakar operasi plastik asal Amerika, Dr. Michael K Obeng, mengungkap bahwa tetap ada risiko umum dari setiap operasi elektif. Antara lain mencakup infeksi, jaringan parut, kerusakan saraf, seroma (pengumpulan cairan), dan hematoma (pengumpulan darah).
Selain itu, sedot lemak juga memiliki risiko lainnya, seperti nyeri kronis, ketidakrataan atau benjolan, hingga serangan jantung yang dapat menjadi risiko untuk operasi apa pun dengan anestesi umum.
Ada risiko-risiko yang akan pasien tanggung, namun hal ini biasanya sudah dibicarakan lebih dulu oleh para dokter kepada pasiennya. Termasuk di dalamnya penjelasan tentang hal-hal apa saja yang dilakukan untuk meminimalkan terjadinya risiko komplikasi. Keterbukaan dan kerjasama antara kedua belah pihak, dokter dan pasien, sangat dibutuhkan.
Lebih lanjut Obeng menjelaskan bahwa menjadi tanggung jawab para ahli bedah untuk melakukan pemeriksaan profil metabolisme lengkap, jumlah darah lengkap (trombosit, hematokrit, hemoglobin) dan EKG (pembacaan elektrokardiogram) untuk mengetahui kemungkinan kondisi jantung, profil koagulasi, dan banyak lagi sebelum menjalani operasi.
Semua ini adalah hal yang harus diperhitungkan sebelum prosedur operasi dan dokter yang baik pasti akan melakukannya.
Akan tetapi, Obeng merekomendasikan para pasien agar juga melakukan uji tuntas sendiri sebelum melakukan pemeriksaan ke dokter.
Ini diperlukan untuk menguatkan hasil pemeriksaan yang mungkin saja tidak lengkap di tempat pasien akan melakukan prosedur sedot lemak. Terutama mereka yang bepergian ke negara lain untuk melakukan operasi dengan harga yang lebih murah.
Selain itu, pasien juga harus secara aktif memeriksa kredibilitas dokter bedahnya. Minimal sudah memiliki sertifikasi tingkat internasional, misalnya dari American Board of Plastic Surgery.
Akan menjadi tanda bahaya ketika dokter tidak bisa menunjukkan bukti sertifikasi. Karena faktanya, banyak dokter yang tidak memiliki izin atau dokter atau ahli bedah yang tidak terlatih melakukan apa yang seharusnya dilakukan ahli bedah plastik mengingat sifat bisnis (kecantikan) yang sangat menguntungkan.
Obeng menambahkan, pastikan juga dokter yang akan menangani telah menyelesaikan setidaknya lima tahun pelatihan gabungan bedah plastik atau mereka telah melakukan bedah umum dan menyelesaikan beasiswa bedah plastik minimal dua tahun.