Tips Mudah Mengatasi Infeksu Jamur pada Vagina
TABLOIDBINTANG.COM - Infeksi jamur pada vagina umumnya disebabkan oleh jamur Candida Albicans yang tumbuh secara berlebihan. Menurut Dr. Alyssa Dweck, seorang ginekolog dari Mount Sinai School of Medicine di New York, infeksi jamur ini tidak hanya dialami oleh mereka yang aktif secara seksual.
Jamur Candida sebenarnya terdapat secara alami di area vagina dan biasanya tidak menimbulkan masalah. Namun, jika pertumbuhannya tidak terkendali, dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari dapat mempengaruhi pertumbuhan jamur ini.
Dr. Dweck menjelaskan bahwa kehamilan, diabetes, infeksi menular seksual, serta penggunaan antibiotik dapat meningkatkan risiko infeksi jamur pada vagina. Gejala infeksi ini termasuk rasa gatal yang parah setelah mencuci vagina, sensasi terbakar saat buang air kecil, adanya cairan putih kental disertai rasa gatal atau terbakar, dan nyeri atau kemerahan pada vulva.
Untuk mengatasi infeksi jamur pada vagina, penting untuk menjaga keseimbangan pH. Salah satu cara alami yang dapat digunakan adalah yogurt. Pilih yogurt tanpa rasa dan tidak dipasteurisasi. Anda bisa mengoleskannya pada pembalut yang digunakan siang dan malam selama tiga hingga tujuh hari untuk mengurangi gejala infeksi. Selain itu, yogurt juga bisa dicampur dengan air dan digunakan untuk membasuh area vagina sebagai pengganti sabun khusus kewanitaan.
Cara lainnya termasuk rutin mengonsumsi jus buah beri segar, bukan yang kalengan, serta menghindari pemakaian celana ketat dengan memilih celana berbahan katun. Terakhir, jaga agar area vagina tetap kering dan tidak lembap. Menurut Carol Downer, pendiri Federation of Feminist Women’s Health Centers, penting untuk segera mengganti celana dalam yang basah untuk mencegah infeksi lebih lanjut.
Infeksi jamur pada vagina disebabkan oleh jamur bernama Candida Albicans yang tumbuh secara tidak normal. Menurut seorang ginekolog dari Mount Sinai School of Medicine, New York, Amerika Serikat, Alyssa Dweck, MD, penderita infeksi jamur pada vagina bukan hanya mereka yang aktif melakukan hubungan seksual.
Jamur ini tumbuh di sekitar vagina, dalam batas normal tidak berbahaya, namun jika jumlahnya berlebih, akan mengganggu kesehatan vagina.
Gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari juga dapat memengaruhi tumbuhnya jamur Candida secara tidak normal.
“Kehamilan, diabetes, penyakit menular seksual hingga penggunaan antibiotik selama menjalani pengobatan tertentu juga dapat mendorong pertumbuhan jamur Candida secara tidak normal,” ujar Dweck.
Seperti apa ciri-ciri infeksi jamur pada vagina? Jika Anda sering menderita gatal, bahkan sangat gatal setelah mencuci vagina, hal tersebut merupakan tanda pertama adanya infeksi jamur.
Kedua, vagina seperti terbakar setelah buang air kecil. Ketiga, kerap dijumpai cairan putih kental yang diikuti dengan gatal-gatal atau rasa terbakar
pada vagina dan yang terakhir adanya rasa nyeri atau kemerahan pada vulva.
Untuk menyembuhkan infeksi jamur pada vagina, maka keseimbangan pH vagina harus dijaga. Anda dapat memanfaatkan yogurt sebagai obat. Yogurt tidak hanya dapat dikonsumsi langsung namun juga dapat digunakan dalam beberapa cara mudah untuk mengatasi infeksi jamur pada vagina.
Pertama, pilih yogurt tanpa rasa dan tidak dipasteurisasi. Anda dapat mengoleskan yogurt tersebut dengan sendok atau spatula ada pembalut yang Anda gunakan siang dan malam. Ulangi selama tiga hingga tujuh hari hingga gejala infeksi jamur pada vagina menghilang.
Yogurt juga dapat digunakan sebagai pengganti sabun khusus kewanitaan dengan cara mencampurkan beberapa sendok makan yogurt dengan air kemudian digunakan untuk membasuh vagina.
Kedua, rutin mengonsumsi jus buah beri. Hasilnya akan jauh lebih maksimal jika Anda mengonsumsi jus buah beri segar bukan kalengan. Ketiga, hindari pemakaian celana ketat. Pilih celana berbahan dasar katun.
Cara terakhir untuk mengobati infeksi jamur pada vagina ialah dengan menjaga vagina agar tetap kering dan tidak lembap. “Untuk mengobati infeksi jamur pada vagina, hindari celana, terutama celana dalam yang basah. Segera ganti jika Anda merasa celana tersebut sudah lembap,” ujar Carol Downer, pendiri Federation of Feminist Women’s Health Centers.