6 Hal yang Dilakukan Saat Anak Remaja Beranjak Dewasa Anda Berbuat Ulah

Alam Mary | 18 Agustus 2024 | 16:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Ketika anak remaja yang sudah beranjak dewasa membuat keputusan yang salah, melakukan hal yang bertentangan dengan nilai yang dianut orang tua, atau terlibat dalam persoalan berat, dan lain-lain, kebanyakan orang tua tidak hanya bingung harus bersikap apa, namun seringnya juga jadi mempertanyakan dirinya sendiri.

Apakah semua terjadi karena kesalahan saya? Apakah ini akan tetap terjadi jika saya orang tua yang baik? Apakah ini terjadi karena saya tidak cukup saleh? Jika pernikahan saya tidak berantakan, jika saya dan pasangan tidak terlalu sering bertengkar, jika keluarga kami harmonis, apakah ini akan tetap terjadi?

Pada akhirnya, bukan tidak mungkin justru orang tua yang akan hancur duluan. Patah hati karena anak adalah luka terparah yang bisa dialami seseorang dalam hidupnya.

Lantas bagaimana cara terbaik menghadapi anak remaja beranjak dewasa yang sedang terkena masalah besar? Apa yang harus dilakukan selaku orang tua? Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan.

1. Tawarkan cinta yang kuat kepada anak Anda

Mewujudkan cinta yang kuat tidaklah mudah. Karena tanda cinta di sini bukan berarti menolong anak terlepas dari masalahnya secara membabi-buta.

Orang tua dengan cinta yang kuat akan membiarkan anak menerima konsekuensi atas kesalahannya, namun orang tua tidak akan meninggalkan atau lepas tangan. Melainkan tetap mendampingi dan selalu ada untuk anak, apapun yang terjadi.

Dari sini diharapkan anak akan mampu menjadi pribadi yang lebih dewasa dan bertanggungjawab lagi ke depannya. Bukan malah mengulangi lagi dan lagi kesalahan yang sama.

2. Jangan memberi jaminan apapun kepada mereka 

Walau harapan idealnya adalah "semua akan baik-baik saja", namun pada kenyataannya selalu ada kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Jadi orang tua tidak perlu menjanjikan apapun, menjamin hari esok mereka akan kembali seperti sedia kali, dan lain-lain.

Karena itu semua adalah janji yang sulit ditepati. Jangan lakukan kecuali orang tua ingin anaknya mengalami kekecewaan di tengah-tengah usahanya menghadapi persoalan hidup. 

3. Jangan menjadi orang tua yang bergerak satu arah

Sekarang orang tua sudah mengetahui "cacatnya" anak. Namun bukan berarti kesempatan bagi orang tua untuk bersikap menghakimi. Justru orang tua harus mengambil momen ini sebagai ajang mengenal anak lebih baik lagi.

Bukan dengan terus bertanya "mengapa?", tapi ajaklah anak bepergian berdua, lakukan interaksi selayaknya sahabat, biarkan anak merasakan kenyamanan yang mungkin tidak pernah dirasakan sebelumnya, kemudian orang tua bisa kembali melihat betapa manisnya mereka seperti ketika masih kanak-kanak atau bahkan dalam buaian.

Hubungan yang positif antara orang tua dan anak niscaya akan membawa kepada ketegaran dan keikhlasan menghadapi semua yang terjadi.

4. Jangan lampiaskan kemarahan dan rasa frustasi Anda kepada mereka 

Marah atau kecewa ketika anak-anak tumbuh besar tidak seperti yang diharapkan sangat manusiawi. Yang tidak manusiawi, ketika kemarahan dan kekecewaan dilampiaskan kepada anak. Sungguh, tidak ada gunanya.

Masalah tidak menjadi selesai dengan memarahi anak. Jadi, tahan saja marah dan kecewa dalam hati. Kemudian segeralah berpikir jernih untuk mengambil langkah-langkah penyelesaian masalah yang diperlukan. 

5. Cari bantuan profesional untuk kesehatan mental Anda

Tentu saja, orang tua menahan amarah dan kekecewaan dalam hati hampir pasti akan terserang mental dan psikologisnya. Jangan pernah ragu untuk meminta bantuan ahli. Orang tua harus tetap sehat jiwanya agar bisa terus melanjutkan hidup. Tidak ada keharusan orang tua ikut terpuruk mengikuti keterpurukan anaknya. 

6. Pasrahkan anak kepada Tuhan yang pengasih dan penyayang

Pada akhirnya, kerelaan atau keikhlasan kepada Yang Maha Kuasa menjadi kunci. Karena sejatinya memang tidak ada daya dan kuasa orang tua untuk bisa 100 persen menjaga anak-anaknya dari melakukan kesalahan atau kebodohan.

Segala yang terjadi di dunia ini, termasuk urusan anak-anak, hanya bisa kita pasrahkan semua kepada Sang Pencipta. Dan segala permasalahan yang terjadi tidak lain merupakan proses pendewasaan anak. 

Penulis : Alam Mary
Editor: Supriyanto
Berita Terkait