Rugi Banget Jadi Orang Tone Deaf! Ini 6 Alasannya
TABLOIDBINTANG.COM - Istilah tone deaf pada mulanya digunakan untuk menjelaskan kondisi seseorang yang memiliki ketidakmampuan mengenali atau membedakan nada musik dengan tepat.
Namun belakangan ini istilah tone deaf juga digunakan untuk menggambarkan sikap seseorang yang cenderung kesulitan untuk berempati.
Empati itu sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memahami apa yang dirasakan orang lain, melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, dan juga membayangkan diri sendiri berada dalam posisi tersebut.
Ada beberapa faktor yang membuat seseorang lebih mudah bersikap empati. Antara lain seperti dilansir dari Very Well, sebagai berikut ini:
- Cerdas secara emosi
- Pandai membaca orang lain
- Penyayang
- Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
- Sensitif
- Memiliki intuisi yang kuat, dan
- Berhati hangat
Sebaliknya, orang-orang dengan beberapa ciri berikut ini akan kesulitan untuk berempati. Antara lain:
- Rendah kecerdasan emosinya
- Kesulitan memahami orang lain
- Tidak punya hati
- Kemampuan komunikasi yang buruk
- Tidak sensitif
- Intuisi yang kurang, dan
- Berhati dingin
Jika mau bicara untung-rugi, menjadi orang yang tidak pedulian itu sepintas terasa menguntungkan. Padahal kenyataannya tidak. Orang yang tidak memiliki empati atau tone deaf justru akan lebih banyak mengalami kerugian. Tidak ada untungnya sama sekali! Penasaran apa saja alasannya?
1. Merusak hubungan
Ketika Anda tidak dapat memahami perasaan orang lain, tentu hal itu dapat merusak hubungan antara Anda dan orang tersebut.
2. Menyebabkan isolasi sosial
Tanpa empayi, Anda mungkin kesulitan membangun hubungan dengan orang lain. Akhirnya menjadi terisolasi dan kesepian.
3. Menghambat pertumbuhan pribadi
Memahami dan menerima diri sendiri dan orang lain bisa jadi sangat sulit tanpa empati. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
4. Mendorong narsisme
Kurangnya empati dapat mendorong Anda kepada perilaku narsistik. Orang narsisis egois dan kurang peduli terhadap dampak tindakan mereka terhadap orang lain.
5. Dapat mengundang penindasan atau bullying
Tanpa empati, Anda mungkin tidak melihat dampak perkataan dan tindakan Anda terhadap orang lain. Hal ini dapat memicu munculnya perilaku bullying. Tidak hanya dari Anda kepada orang lain, tapi juga orang-orang lain kepada Anda sebagai orang yang tidak peka.
6. Meningkatkan stres dan kecemasan
Kurangnya empati juga dapat meningkatkan stres dan kecemasan. Ketika Anda tidak dapat memahami atau mengenali emosi orang lain, hal itu dapat membingungkan dan membuat Anda frustasi.