Pneumonia dan Diare Penyebab Kematian Anak di Indonesia, Cegah dengan Cuci Tangan

Supriyanto | 23 November 2024 | 16:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI), Unilever, dan The Power of Nutrition bersinergi mengatasi masalah pneumonia dan diare yang masih menjadi penyebab utama kematian anak di Indonesia dengan pegram Keluarga SIGAP (Keluarga Siaga Dukung Kesehatan, Siap Hadapi Masa Depan).

Pneumonia dan diare bisa dicegah dengan cara yang sederhana yaitu imunisasi dan cuci tangan pakai sabun (CTPS) sebelum makan.

Namun pneumonia dan diare diperburuk oleh keterbatasan informasi kesehatan, pengaruh kebiasaan hingga gaya hidup yang sulit diubah. Banyak keluarga, terutama yang tinggal di daerah pedesaan, menghadapi tantangan dalam mengadopsi perilaku hidup sehat yang dapat melindungi anak-anak mereka.

Menurut dr. Elvieda Sariwati, pemberian imunisasi, makanan bergizi pada anak, hingga kebiasaan cuci tangan pakai sabun harus jadi perhatian.

“Pemberian imunisasi pada anak, pembiasaan CTPS dengan benar dan konsumsi makanan bergizi sesuai kebutuhan gizi anak 0-24 bulan perlu menjadi perhatian," terang Elvieda Sariwati di kawasan Sabang, Jakarta Pusat.

Didukung Kementerian Kesehatan, BKKBN, Kementerian Pendidikan, dan Kementerian Pembangunan Desa, program Keluarga Sigap bertujuan untuk mendorong perubahan gaya hidup sehat dengan pendekatan yang lebih berbasis keluarga.

Fase percontohan program yang dijalankan dari Januari hingga Juni 2024 menargetkan keluarga dengan anak usia 0-24 bulan di Bogor, Jawa Barat, dan Banjar, Kalimantan Selatan, wilayah yang sering kali memiliki akses terbatas ke layanan kesehatan.

Media briefing Keluarga SIGAP di Akmani Hotel, Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Kamis (21/11).

Evaluasi akhir dari program ini menunjukkan hasil yang sangat positif. Cakupan vaksinasi PCV1, yang sangat penting untuk mencegah pneumonia, meningkat lebih dari dua kali lipat dari 28 persen menjadi 64 persen.

Di sisi lain, kebiasaan mencuci tangan pakai sabun sebelum memberi makan anak juga meningkat signifikan, dari 50 persen menjadi 81 persen. Ini menunjukkan, perubahan dalam kebiasaan sehari-hari dapat memiliki dampak besar dalam meningkatkan kesehatan keluarga.

“Melalui Keluarga SIGAP, baik petugas kesehatan maupun kader telah belajar bagaimana memberikan edukasi kesehatan dengan cara yang lebih mudah dimengerti oleh masyarakat," kata dr. Intan Widayati, MA, Kepala Bidang Keseahatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bogor.

Penulis : Supriyanto
Editor: Supriyanto
Berita Terkait