Prospek Cerah Industri Kecantikan di Indonesia Tahun 2025, ICE Hadirkan Deretan Inovasi Produk Baru

Indra Kurniawan | 10 Desember 2024 | 02:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Antusiasme masyarakat terhadap tren perawatan diri terus berkembang. Berdasarkan data statista, pada 2022, pasar kecantikan dan perawatan diri mencatat pendapatan fantastis senilai Rp111,83 triliun. 

Segmen perawatan diri memimpin dengan kontribusi terbesar, sementara produk perawatan kulit, kosmetik, dan wewangian juga terus menunjukkan pertumbuhan signifikan. 

Pencapaian ini membuktikan industri kecantikan tak sekadar memenuhi kebutuhan estetika, tetapi juga menjadi simbol gaya hidup modern dan kebangkitan ekonomi kreatif di tengah era digital.

Dari data yang dirilis Statista, industri kecantikan Indonesia diproyeksikan terus tumbuh dengan rata-rata pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 5,81% hingga 2027.

Pendapatan di sektor kosmetik, khususnya, diperkirakan melonjak dari Rp20 triliun pada 2021 menjadi Rp30 triliun pada 2024, mencatat kenaikan 48%. Dalam periode 2024 hingga 2028 bahkan pertumbuhan diproyeksikan stabil di angka rata-rata 5,35% per tahun.

Desi Sulistyowati, CEO PT Indo Cipta Estetika, menyebut industri kecantikan telah menjadi salah satu pilar ekonomi kreatif yang tetap kuat, bahkan di tengah tantangan ekonomi global. 

Desi Sulistyowati (tengah) rayakan 5 tahun PT ICE. (Dok. Istimewa)

“Inovasi produk dan penerapan teknologi modern, fokus pada keberlanjutan dan Pelayanan prima kepada pelanggan menjadi faktor kunci yang mendorong perkembangan industri ini, menjadikannya sektor yang menjanjikan untuk terus dieksplorasi,” jelas Desi Sulistyowati dalam acara 5th Anniversary ICE Celebration di kawasan Gading Serpong, Ahad (8/12) malam.

Desi menegaskan perkembangan produk kecantikan lokal yang inovatif telah membawa dampak besar pada daya saing industri, baik di pasar domestik maupun internasional. 

“Produk kecantikan saat ini tidak hanya dinilai dari keindahannya, tetapi juga dari keamanan dan efektivitasnya. Oleh karena itu, pengembangan berbasis sains menjadi landasan utama. Mulai dari bahan alami yang diformulasi secara modern hingga teknologi seperti nano-partikel dan bioengineering, semuanya dihadirkan untuk memastikan manfaat maksimal tanpa kompromi pada keamanan,” jelas Desi.

Ia juga menyoroti pentingnya inovasi yang membuka jalan bagi tren baru, seperti personalisasi produk berdasarkan kebutuhan kulit individu. 

Teknologi mutakhir, seperti analisis DNA kulit dan algoritma kecerdasan buatan, kini diterapkan untuk menciptakan pengalaman konsumen yang lebih spesifik dan memuaskan. Menurut Desi, hal ini menjadi kekuatan utama bagi pelaku lokal dalam memenangkan hati konsumen yang semakin cerdas dan selektif. 

Produk berbasis riset dan pengembangan juga mengutamakan transparansi bahan baku, yang menjadi aspek penting bagi konsumen modern yang mencari produk aman dengan manfaat jangka panjang.

Sebagai pelopor di industri kecantikan, PT Indo Cipta Estetika (ICE) menghadirkan berbagai inovasi yang mengedepankan keamanan, efektivitas, dan teknologi berbasis sains. 

Salah satunya Cyspera®, solusi berbasis cysteamine dari Swiss untuk mengatasi melasma dengan aman dan efektif. Produk ini menawarkan efektivitas tinggi setara hydroquinone tanpa risiko iritasi, menjadikannya ideal untuk penggunaan rutin. 

Produk lain yang menjadi andalan adalah Miriqa® Vitalia. Suplemen nutrisi premium untuk mencerahkan kulit secara alami ini mengandung tomat putih non-GMO yang kaya karotenoid tak berwarna, ekstrak zaitun dengan kekuatan antioksidan sepuluh kali lebih besar dari vitamin C, serta L-sistein yang terbukti lebih efektif mencerahkan pigmentasi dibandingkan glutathione. 

Produk ini menawarkan efektivitas tinggi setara hydroquinone tanpa risiko iritasi. (Dok. Istimewa)

Untuk perawatan rambut, PT ICE menawarkan Miriqa® Vitrilia. Suplemen yang dirancang untuk memperkuat dan menebalkan rambut ini mengandung tocotrienol sebagai antioksidan yang melindungi folikel rambut, saw palmetto yang menghambat hormon DHT penyebab kerontokan, serta keratin forte dan kolagen tripeptida. 

Selain itu, PT ICE menghadirkan LFL Premium Thread, teknologi benang polydioxanone (PDO) dari Korea Selatan untuk pengencangan kulit tanpa bedah. Produk ini menggunakan teknologi kanula yang dipoles elektrolit, sehingga aplikasinya aman dan nyaman. 

Melalui kombinasi elemen tradisional dan pendekatan ilmiah modern, PT ICE tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumen, tetapi juga mendorong industri kecantikan Indonesia untuk menjadi pemain global yang diperhitungkan. 

“Kami percaya masa depan kecantikan terletak pada produk yang tidak hanya memberikan hasil estetik, tetapi juga aman dan mendukung kesehatan jangka panjang,” Desi menutup obrolan.

Penulis : Indra Kurniawan
Editor: Indra Kurniawan
Berita Terkait