Ario Bayu tentang Uang Elektronik dan Pengeluaran "Tak Kasatmata"
TABLOIDBINTANG.COM - Lebih suka menggunakan uang elektronik bukan berarti dompet Ario Bayu kini hanya berisi kartu. Karena belum semua toko menyediakan fasilitas gesek kartu debet dan kredit, uang tunai dalam jumlah tertentu tetap disiapkan di dompet.
Ario menambahkan, selain menyeleksi aplikasi yang diunduh, si pemilik uang mesti bijaksana dalam mengatur pengeluaran “tak kasatmata” yang terjadi di ponsel cerdasnya.
Dalam bertransaksi lagi-lagi Ario mengajukan pertanyaan, apakah barang yang dibeli bermanfaat? Jika ya, ia akan beli. Ario tahu betul rasanya mencari uang. Karenanya, ia tak mau menghamburkan uang untuk yang kurang bermanfaat.
Bulan ini, Ario melahirkan karya terbaru, 22 Menit, yang diangkat dari kisah nyata serangan teroris di kawasan Thamrin, Jakarta, dua tahun silam.
Di film itu, ia berperan sebagai Ardi, polisi sekaligus anggota unit antiterorisme. Menjadi Ardi, menurut Ario, tidak sulit. Namun ada dualisme dalam diri Ardi yang mesti diperhatikan. Sebagai polisi, ada mandat yang harus dipegang yakni melawan teroris. Di sisi lain, Ardi ayah yang melindungi dan menyayangi keluarga.
“Sensitivitas Ardi didapat dari keluarga terutama anaknya. Sensitivitas yang sama dipakai untuk menjalankan tugas yang identik dengan baku hantam dan dar-der-dor. Dalam kondisi genting, otak harus bisa menentukan siapa yang mesti hidup dan mati. Dibutuhkan kecepatan dan kebijaksanaan dalam berpikir lalu membuat pilihan,” pungkas Ario.
(wyn / gur)