7 Hal yang Bisa Dilakukan untuk Cegah Kekerasan dan Pernikahan Dini pada Anak Perempuan
TABLOIDBINTANG.COM - Kekerasan pada anak, baik itu verbal, fisik, ataupun seksual yang terjadi pada lingkungan terdekatnya memberikan dampak yang buruk di masa depan. Baik itu kekerasan dari pihak keluarga atau lingkungan sekolah, sama-sama harus dicegah.
Begitupun dengan pernikahan dini, bisa memberikan banyak dampak negatif. Jika memungkinkan diminimalisir sedemikian rupa supaya tidak menjadi generasi yang penuh dengan luka di masa kecil.
Ada banyak pencegahan yang bisa dilakukan untuk meminimalisir kekerasan dan pernikahan dini pada anak perempuan. Berikut tindakan pencegahan yang bisa dilakukan :
1. Membangun Komunikasi yang Baik dengan Anak
Kekerasan tidak hanya terjadi dalam lingkungan keluarga saja, bahkan sekolah pun juga bisa jadi tempat yang tidak aman. Maka dari itulah jika rumah sudah jadi lokasi yang aman untuk tumbuh kembang, tetaplah memantau kegiatan anak di luar rumah. Termasuk juga dengan sekolahan.
Supaya Anda bisa setidaknya memantau berbagai kegiatan anak disekolah, jangan sampai jadi korban perundungan, milikilah komunikasi yang baik sehingga anak-anak bisa mencurahkan isi hatinya.
2. Terus Menjaga Ketahanan dan Keutuhan Keluarga
Untuk menghindarkan anak dari kekerasan, orangtua dan semua anggota keluarga harus terus menjaga keutuhan dan ketahanan. Misalnya, menjadi pendengar yang baik, ke semua anggota keluarga. Baik itu orang tua mendengarkan anaknya, atau sebaliknya. Bisa menjadi sahabat anak, menyediakan quality time bersama keluarga, mengenali pergaulan anak, melakukan kegiatan ibadah bersama, sampai dengan terus mengikuti perkembangan informasi teknologi.
3. Berikan Pengetahuan Perlindungan Diri ke Anak
Orangtua perlu memberikan pengetahuan perlindungan diri ke anak, karena Anda tidak bisa 24 jam bersama dengan buah hati. Ada waktu-waktu di mana orangtua sibuk dengan pekerjaannya. Jika memungkinkan dan memiliki budget lebih banyak, Anda bisa memasukkan anak-anak ke tempat-tempat pelatihan bela diri.
4. Mengajari Anak Bagian Tubuh yang Boleh dan Tidak Boleh Disentuh
Pendidikan seks sedini mungkin memang perlu diberikan kepada anak. Setidaknya, sedari kecil, anak-anak sudah diberi pengetahuan tentang mana saja bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain. Sebagai informasi, ada 5 bagian tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain, kecuali orang, dokter dan juga pengasuh yang didampingi orang tua.
Bagian-bagian tubuh itu antara lain, daerah leher, mulut, dada, alat kelamin, dan juga alat untuk buang air besar. Berilah pengertian sedini mungkin, supaya jika sudah remaja akan tahu batasan-batasan saat berteman dan bersosialisasi dengan dunia luar. Ini pencegahan anak jadi korban pelecehan seksual sekaligus pencegahan pernikahan dini.
5. Orangtua Harus Belajar Mengelola Emosi
Ayah atau ibu harus menyadari jika dirinya sangat berpotensi sebagai pelaku kekerasan, setidaknya bentuk verbal. Maka dari itulah, orangtua harus belajar untuk mengelola emosi dengan lebih baik lagi. Selain itu harus juga belajar cara untuk berkomunikasi yang baik dengan anak-anak, terutama ke mereka yang masih remaja. Karena remaja merupakan masa pencarian jati diri anak-anak masih labil dan sering membantah berbagai omongan dari orangtua.
6. Melakukan Komunikasi Intens dengan Guru
Mengingat kasus bullying yang tinggi di lingkungan sekolah belakangan ini, orangtua juga harus terus waspada. Salah satu cara pencegahannya adalah dengan melakukan komunikasi intense dengan guru. Pastinya, cari guru-guru yang dipercaya dan dekat dengan anak-anak, wali kelas atau guru BK yang memang kerap kali menangani berbagai masalah pada murid.
7. Mengupayakan Pendidikan Formal
Berdasarkan sebuah penelitian pada tahun 2012, anak-anak yang lulus SMA jauh lebih kecil memutuskan menikah setelah lulus, dibandingkan dengan lulusan SMP. Setidaknya, meski kecil dengan mengupayakan pendidikan formal ini akan mengurangi angka pernikahan dini yang masih tinggi di Indonesia.
Inilah pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindarkan anak dari kekerasan dan pernikahan dini. Supaya Anda bisa turut ikut andil dalam pencegahannya, daftarkan diri menjadi sponsor anak di Wahana Visi.
Bagi Anda yang kurang familiar dengan Wahana Visi, ini merupakan organisasi kemanusiaan kristen yang merupakan mitra dari World Vision Indonesia yang memiliki perhatian khusus pada pengembangan anak. Guna memperingati Hari Anak Perempuan Internasional yang jatuh pada 11 Oktober nanti, organisasi ini membuka peluang Anda bisa menjadi sponsor untuk anak-anak perempuan yang berpotensi jadi korban kekerasan dan pernikahan dini.