Apa Itu Demensia Frontotemporal yang Diidap Aktor Bruce Willis? Kenali Gejalanya

Redaksi | 17 Februari 2023 | 13:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Setelah tahun lalu memutuskan pensiun dari dunia akting karena didiagnosis Afasia, gangguan yang disebabkan kerusakan di area otak, aktor Bruce Willis dikabarkan mengidap Demensia frontotemporal. Kabar ini disampaikan oleh keluarganya dalam pengumuman bersama. "Meskipun ini menyakitkan, lega akhirnya memiliki diagnosis yang jelas," kata keluarga Bruce Willis di situs web Association for Frontotemporal Degeneration, seperti dikutip dari Page Six. Apa sebetulnya Demensia frontotemporal?

Dikutip dari laman mayoclinic.org, Demensia frontotemporal adalah istilah umum untuk sekelompok gangguan otak yang terutama mempengaruhi lobus frontal dan temporal otak. Area otak ini umumnya terkait dengan kepribadian, perilaku, dan bahasa. Pada demensia frontotemporal, bagian dari lobus ini menyusut (atrofi). Tanda dan gejala bervariasi, tergantung pada bagian otak mana yang terpengaruh. Beberapa orang dengan demensia frontotemporal mengalami perubahan dramatis dalam kepribadian mereka, menjadi impulsif atau acuh tak acuh secara emosional, sementara yang lain kehilangan kemampuan menggunakan bahasa dengan benar.

Gejala demensia frontotemporal dapat berbeda pada masing-masing orang. Gejala semakin memburuk dari waktu ke waktu, biasanya selama bertahun-tahun. Kumpulan tipe gejala cenderung terjadi bersamaan, dan orang mungkin memiliki lebih dari satu kumpulan gejala. Tanda paling umum dari demensia frontotemporal melibatkan perubahan ekstrim dalam perilaku dan kepribadian. Ini termasuk perilaku sosial yang tidak pantas, kehilangan empati, apatis, perilaku kompulsif berulang, penurunan kebersihan pribadi, perubahan kebiasaan makan, memakan benda yang tidak bisa dimakan.

Beberapa tipe demensia frontotemporal juga menyebabkan masalah bahasa atau gangguan atau kehilangan kemampuan berbicara. Afasia progresif primer, demensia semantik, dan afasia agrammatik progresif (tidak lancar) semuanya dianggap sebagai demensia frontotemporal. Masalah yang ditimbulkan antara lain: meningkatnya kesulitan  menggunakan dan memahami bahasa tulis dan lisan, kesulitan menamai sesuatu, mengganti kata tertentu dengan kata yang lebih umum seperti "itu", tidak lagi mengetahui arti kata, dan gangguan motorik. Subtipe yang lebih jarang dari demensia frontotemporal dicirikan oleh masalah gerakan yang mirip dengan penyakit Parkinson atau amyotrophic lateral sclerosis (ALS).

Penyebab pada demensia frontotemporal, lobus frontal dan temporal otak menyusut. Selain itu, zat tertentu menumpuk di otak. Apa yang menyebabkan perubahan ini biasanya tidak diketahui. Ada mutasi genetik yang dikaitkan dengan demensia frontotemporal. Tapi lebih dari separuh orang yang mengalami demensia frontotemporal tidak memiliki riwayat demensia dalam keluarga. Risiko terkena demensia frontotemporal lebih tinggi bagi mereka yang memiliki keluarga dengan riwayat demensia. 

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait