Ronan Keating Menyesal Sakiti Personel Boyzone demi Mengejar Solo Karier

Binsar Hutapea | 29 Januari 2025 | 13:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Ronan Keating menyesal telah menyakiti rekan-rekannya di Boyzone-nya karena meninggalkan boy band tersebut demi mengejar karier solo.

Bintang pop tersebut merefleksikan kembali kiprahnyaa di boy band asal Irlandia itu dalam sebuah dokumenter baru berjudul Boyzone: No Matter What, dan ia mengakui menyesal tentang beberapa keputusan yang dia buat ketika memutuskan untuk berkarier solo setelah grup tersebut bubar pada 1999.

"(Menonton wawancara untuk dokumenter ini memaksa saya untuk) menghadapi kenyataan bahwa saya telah menyakiti teman-teman saya dan saya telah meninggalkan mereka," dia mengatakan kepada surat kabar The Telegraph.

"Sebagian dari diri saya, jauh di dalam, tidak baik-baik saja dengan beberapa keputusan yang saya buat."

Namun, dia menegaskan keputusan untuk mengambil kesempatan yang datang padanya adalah hal yang benar. "Saya juga tahu bahwa dalam sejarah boy band, tidak ada yang pernah menolak kesempatan yang saya dapatkan," Ronan menambahkan.

"Robbie Williams dan Justin Timberlake melakukan hal yang sama. Dan, seperti saya, mereka bersatu kembali dengan grup mereka bertahun-tahun kemudian...."

Boyzone bersatu kembali pada 2008 sebelum kematian Stephen Gately pada 2009, dan dalam dokumenter tersebut, Ronan mengakui bahwa dia senang karena personel yang masih hidup memiliki hubungan baik.

"Anda harus ingat, kami bukan teman ketika kami memulai. Kami tidak kuliah bersama seperti Coldplay," ungkapnya.

"Kami dipertemukan dan dipaksa untuk saling akur. Selalu ada celah... Sangat mengesankan bahwa setelah 30 tahun—ya Tuhan, 30 tahun!—kami masih bisa akur."

Ronan sebelumnya mengakui bahwa Boyzone adalah "lima pemuda yang dilemparkan ke serigala" setelah mereka dibentuk oleh manajer Louis Walsh pada 1993.

Dalam wawancara tentang dokumenter tersebut, Ronan menjelaskan bahwa para bintang pop muda itu tidak tahu bagaimana cara menangani ketenaran yang datang begitu cepat.

"Kami adalah lima pemuda yang dilemparkan ke serigala. Untuk mengatasi tekanan ketenaran, kami mengandalkan keberanian dan menekan semuanya," dia mengatakan kepada The Guardian. 

"Setelah 30 tahun, tampaknya penting untuk melihat dengan jujur apa yang terjadi. Ada kalanya itu tidak nyaman—sebenarnya, menyakitkan—mendengar apa yang dikatakan oleh teman-teman saya."

Penulis : Binsar Hutapea
Editor: Binsar Hutapea
Berita Terkait