Mengenang Paul Walker, Mengenali Sisi Lainnya
TABLOIDBINTANG.COM - KECELAKAAN yang menewaskan Paul Walker Sabtu, (30/11) pukul tiga sore waktu setempat meninggalkan duka mendalam dan rasa kehilangan yang besar.
Sukses terkenal sebagai Brian O'Conner dalam salah satu franchise terlaris, Fast and Furious, ternyata Walker tak bergelimang gemerlap dunia Hollywood layaknya selebriti lain. Pria kelahiran 12 September, 1973 ini dikenal sebagai sosok sederhana.
Seperti disampaikan Entertainment Weekly, Senin (2/11) di luar dunia perfilman, aktor yang juga pernah membintangi Pleasantville, Varsity Blues dan Into The Blue ini ternyata memiliki hobi dan sisi kehidupan lain yang mungkin selama ini tak menjadi sorotan.
Pembalap Mobil
Sebelum terkenal melalui perannya dalam sekuel Fast and Furious, Walker memang sudah terlebih dahulu memiliki kegemaran terhadap dunia otomotif dan balap. Ia tak jarang menyebutkan bahwa dirinya gemar berpartisipasi dalam ajang balap mobil amatir saat tumbuh besar di San Fernando Valley, Los Angeles. Dalam suatu wawancara bersama Automobile, Walker mengungkapkan kepada sutradara The Skulls yang dibintanginya tahun 1999, "Saya ingin membuat sebuah film di mana saya balapan mobil atau menjadi polisi samaran." Ternyata, harapan tersebut terkabul pada tahun 2001. Kecintaannya terhadap mobil lah yang berhasil membawanya ke Fast and Furious. Walker juga mulai berkompetisi secara semi-profesional dalam Redline Time Attack membawa BMW M3E92. Ia juga merupakan salah satu pemilik toko Always Evolving (CEO merupakan Roger Rodas, yang juga ikut tewas dalam kecelakaan bersama Walker).
Pekerja Kemanusiaan
Pada Januari 2010, Walker terbang ke Port Au Prince, Haiti untuk membantu para korban gempa. Sejak itulah, Walker menyadari pentingnya tanggapan cepat untuk membantu para korban seperti ini. Karena itu, ia mendirikan Reach Out Worldwide (ROWW), organisasi yang bertujuan membantu para korban bencana di seluruh dunia. Selama tiga tahun beridirinya organisasi ini, ROWW bahkan pernah mengirimkan tim medis untuk korban bencana Tsunami di Aceh pada tahun 2010. Tak lama ini, mereka juga dikirim ke Filipina untuk membantu para korban angin topan Haiyan. Kecelakaan yang menewaskannya juga terjadi ketika Walker dalam perjalanan menuju acara amal bagi korban topan Haiyan di Filipina.
Ayah
Sejak usia 25 tahun, Walker sudah menjadi seorang ayah. Tepat sebelum mulai meniti karir, ia mengetahui kekasihnya, Rebecca McBrain tengah mengandung. Mengaku menjalani kehidupan sebagai playboy, putrinya, Meadow akhirnya menghabiskan 13 tahun pertama bersama sang ibu di Hawaii. "Saya merasa bersalah. Tapi yang membuat saya lega adalah setidaknya saya menyediakan kebutuhan secara finansial, tetapi secara emosional saya memang belum sampai pada titik itu," ungkapnya. Pada tahun 2011, Meadow akhirnya pindah ke California untuk tinggal bersama Walker dan membangun kedekatan hubungan ayah-anak. Seperti dijelaskan kepada Entertainment Weekly belum lama ini, "Kini, putri saya tinggal sepenuhnya dengan saya. Dia telah menjadi pasangan terbaik yang pernah saya miliki. Ini memang gila, saya tidak pernah memiliki ini sebelumnya dalam hidup saya. Saya sudah hidup sendiri sejak usia 16 tahun. Saya bahkan tidak memiliki rumah sendiri hingga usia 32 tahun."
Meninggal dunia di usia 40 tahun, setidaknya Walker berhasil menata kebahagiaanya melalui kegiatan, hobi dan orang-orang yang dicintainya.
Mengutip kata-katanya, "If one day the speed kills me, do not cry because I was smiling." Selamat jalan, Paul Walker. Kami tetap menangisi kepergianmu.
(tika/ade)