"Filosofi Kopi" yang Ini Bukan Buku atau Film, Tapi Tempat Nongkrong Hits

Ika Nurhayati | 15 Februari 2016 | 08:14 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - KAFE ini usianya belum genap setahun, tapi sangat populer.

Namanya, Filosofi Kopi. Terdengar familier?

Ya, Filosofi Kopi yang terletak di kawasan Blok M, tepatnya seberang Blok M Square, Jakarta Selatan, adalah milik Rio Dewanto dan Chicco Jerikho, 2 aktor bintang film yang diangkat dari buku karya Dee Lestari berjudul sama dengan kafe tersebut.

Sesuai namanya, menu andalan Filosofi Kopi yang buka Senin-Jumat jam 11 siang-11 malam dan akhir pekan 7 pagi-11 malam adalah bermacam kopi. Dari yang seringan cafe latte hingga Indonesian tubruk.

Jumat (12/2) jam makan siang, saat kami mengunjungi kafe yang dibuka bareng perilisan filmnya April tahun lalu, baru terisi satu meja di luar.

Meski tidak terlalu luas, penataannya funky, Instagrammable, deh. Bar kopinya terbuka, di tengah kafe dan menghadap pintu masuk.

Jadi kalau Mas Rio atau Mas Chicco yang ganteng di akhir pekan meracik kopi di sini, langsung kelihatan dari pinggir jalan!

Corat-coret tulisan menghiasi jendela depan, deretan lukisan bermedium papan kanvas mewarnai bagian dinding semen yang sengaja tidak diplester - semuanya bertema kopi dan berfilosofi tentang kopi, seperti lukisan "Viva Barista".

Sementara di dinding bata terpampang poster film Surat dari Praha, yang juga dibintangi Rio dan Chicco dan dirilis 28 Januari 2016 lalu.

Lewat jam makan siang, barulah pengunjung, baik pasangan, rekan kerja, sampai ibu dan anak, mulai memenuhi meja-meja kayu Filosofi Kopi.

Sebagai teman minum kopi dan beberapa minuman nonkopi, Filosofi Kopi menyajikan camilan. Cocok buat kami yang tidak terlalu lapar. Enggak menyesal pesan cassava atau singkong goreng. Dibanding menu serupa di kafe lain, di sini rasa dan kerenyahannya juara!

Mengingatkan kopi sebagai jualan utama Filosofi Kopi, yang November lalu buka cabang di kawasan Bintaro, beberapa minuman nonkopi juga bisa dicampur dengan espresso untuk rasa lebih pekat.

Siang itu kami mencoba red velvet latte tanpa kopi juga red velvet latte dengan espresso.

Buat kami yang penyuka kopi, rasa red velvet latte plus espresso jelas lebih nendang, dong. Menurut kami rasa kopinya cukup halus karena tersamarkan manisnya red velvet, menurut teman kami yang minum versi nonkopinya, "Pahit!" He he he.

Oh ya, barista Filosofi Kopi juga funky, ramah, dan kocak, lo. Jadi di sana selain ngopi dan ngemil, bonus hiburan ledek-meledek dari mereka. Salah satunya terdengar meledek yang lain, "Kalau difoto kaus lo memang cakep, tapi muka lo enggak!" Ha ha ha.

Besok-besok boleh nimbrung, yes.

(ika/gur)

Foto-foto: Ika Nurhayati / tabloidbintang.com

 

Penulis : Ika Nurhayati
Editor: Ika Nurhayati
Berita Terkait